Senin, 05 Agustus 2013

Ksatria dan Bidadari Berambut Emas di Kancah Perfilman Indonesia

Aktris Hollywood Sarah Carter yang telah sukses membintangi berbagai serial tv dan film besar seperti , Shark, Smallville, Final Destination 2, Skinwalkers, Killing Zelda Sparks, DOA: Dead or Alive dan The Vow membintangi film Indonesia yang disutradarai oleh Helfi Kardit produksi dari Skylar Pictures dengan judul Guardian.
Falling Skies

Film drama aksi yang mengisahkan tentang seorang wanita yang diburu oleh sekelompok orang bersenjata tak dikenal ini dijadwalkan akan tayang di bioskop-bisokop pada awal 2014 pasca mengikuti berbagai festival film international di European Film Market, International Film Festival Rotterdam dan Sundance Film Festival.

Keterlibatan bintang Hollywood di produksi film Indonesia memang bukanlah hal yang baru. Sebelumnya sudah ada Java Heat yang mengimport bintang besar Hollywood pemeran The Expendables yaitu Mickey Rourke dan Kellan Lutz yang angkat nama di saga Twilight Saga. Lalu film Dead Mine yang turut menghadirkan bintang film The Raven, Sam Hazeldine.

Bagi generasi yang tumbuh di era 1980an dan 1990an pasti terkenang dengan film tentang ksatria-kstria dan bidadari-bidadari berambut emas membekuk penjahat berkulit sawo matang. Generasi yang tumbuh di era tersebut pasti sekali waktu pernah menonton film sepak terjang para jagoan bule  dalam membekuk penjahat-penjahat berkulit sawo matang, entah di bioskop, kaset video VHS ataupun layar tancap.

Generasi 1980an dan 1990an pasti masih ingat dengan ikon jagoan laga cewek bule Cindy Rothrock. Tak ada yang bisa mengalahkan Cindy Rothrock dalam soal beladiri. Cewek pirang berpotongan rambut pendek ini di setiap film laga Indonesia yang dibintanginya selalu berhasil membuat para pria yang sangar kekar babak belur.

Kita mungkin tidak usah heran. kenapa jagoan laga saja harus diimpor dari Amerika ? Bukankah dimasa itu ada bintang-bintang laga perkasa seperti Barry Prima, Advent Bangun, dan George Rudy ? Yaaa... jawabannya mudah saja. Produser film yang pedagang tak mungkin melulu menyuguhkan barang dagangan yang itu-itu melulu. Barang dagangan harus beda, lain dengan yang sudah ada. Karena pada dasarnya kita ini bangsa yang inferior, menganggap yang serba asing atau bule itu lebih hebat, maka diimporlah bintang-bintang laga dari sana.

Tapi sayangnya, karena pada dasarnya pedagang film ingin untung banyak dengan modal yang sedikit, yang diajak main bukan bintang laga tenar masa itu semisal Stallone, Norris, atau Schwarzenegger, melainkan bintang-bintang kelas B macam Cynthia Rothrock, Frank Zagarino, atau Chris Noth yang masih lugu (pria yang dikemudian hari kita kenal sebagai Mr. Big di serial Sex and the City).

Bukan hanya bintangnya yang kelas B, film yang dihasilkan pun kemudian tak masuk hitungan film laga kelas A. Dulu sich waktu nonton di layar tancap rasanya keren saja nonton film-film Cindy Rothrock. Tapi menonton lagi film-filmnya yang bertebaran di You Tube, filmnya tak menunjukkan kualitas untuk dibilang jempolan. Bukan saja akting pemainnya yang kaku, tapi logika cerita kerap diabaikan. teknik sinema pun ala kadarnya. Banyak ledakan, dar der dor, tapi terlihat murahan sekaligus tanpa makna. Khas film-film kelas B.

Dari sini ketauan ternyata walau film-film laga kita dibintangi bule-bule, kualitas yang dihasilkannya bukanlah film aksi kelas wahid. Disini kelihatan tak terjadi transfer teknologi dan pengetahuan diantara sineas negeri ini dan negeri lain.

Semoga kesalahan generasi kemarin tak terjadi bila kemudian film-film yang dibintangi oleh para Ksatria dan Bidadari Berambut Emas tersebut kemudian sukses dan menciptakan kembali tren mengimpor bintang bule main film laga di sini.

Sekarang mari kita bernostalgia mengingat-ingat kembali film-film yang dibintangi aktor dan aktris bule.

1. Segitiga Emas (1986)
Produksi : PT. Parkit Film
Sutradara : Arizal
Pemain : Mark Sungkar, Dana Christina, Harry Capri, Kaharudin Syah, Gillian Theresia, Wilson Peter.

Buku Katalog Film JB Kristanto hanya menulis sedikit sinopsis film ini. Alkisah, seorang profesor yang tengah menyelidiki alat deteksi narkotik, tewas terbunuh. Biang keladinya seorang gembong narkotik asing, yang tangan kanan Victor (Mark Sungkar). Pihak kepolisian RI kemudian meminta bantuan FBI untuk mengobrak-abrik kelompok tadi di Amerika. Tidak ada data penonton film ini tercatat di buku Katalog Film, menandakan filmnya tak masuk yang terlaris tahun ini menurut data Perfin. Tapi, seingat saya, film ini terbilang amat populer dulu. Filmnya jadi suguhan wajib bila ada layar tancap.

2. Peluru dan Wanita (1987)
Produksi : PT. Parkit Film
Sutadara : Charles Kaufman, Eddy G Bakker
Pemain : Christopher Noth, Sue Francis Pay, Frans Tumbuan, Zoraya Perucha, A Kholik Noor Nasution.

Falco (Christopher Noth), pria berkebangsaan Amerika, telah meninggalkan dinasnya di CIA. Ia punya kenangan manis dan rasa bersalah terhadap Asha (Sue Francis Pay), gadis Indonesia yang dikenalnya dalam kaitan tugasnya bekerja sama dengan kepolisian Indonesia. Falco tergiring ke Jakarta kembali dibayangi pertanyaan tentang nasib Asha. Dibantu polisi Indonesia, Jack (Frans Tumbuan), Falco memerangi sindikat narkotika internasional yang membuka jaringan di Jakata, yang ternyata didalangi Asha.

3. Dendam Membara (1987)
Produksi : PT. Rapi Film
Sutradara : Arizal
Pemain : Christ Mitchum, Mike Abbot, Ida Iasha

Sukses Segitiga Emas (1986) kemudian melahirkan tren mengimpor bintang film bule main film di sini. Christ Mitchum, seorang bintang dari Hollywood diajak main film di sini. Ini film aksi dengan tema balas dendam. Film bercerita tentang hasrat pembalasan dendam membara dalam hati Brown (Christ Mitchum). istri dan anaknya dibunuh kawanan pembunuh bayaran. Veteran perang yang sudah jadi warga Indonesia ini berhasil menghabisi pembunuh istri dan anaknya bahkan menghancurkan komplotan penyelundup senjata. Ia dibantu Julia (Ida Iasha), sekertaris komplotan ini.

4. Harga Sebuah Kejujuran (1988)
Produksi : PT. Parkit Film
Sutradara : Henky Solaiman, Robert Chapell
Pemain : Ayu Azhari, William Sullivan, Ava Lazar, Christopher Noth, David Tronton, Mike Abbot.

Nick (William Sullivan), petualang dari Amerika, secara tak sengaja terlibat pencarian intan bernilai jutaan dollar di kota Semarang. Ada diktator pula yang terbawa-bawa, meski akhirnya mati. Dalam petualangan itu Nick sempat pacaran dengan wanita penghibur, Aline (Ayu Azhari).

5. Pembalasan Ratu Laut Selatan (1988)
Produksi : PT. Soraya Intercine Film
Sutradara : Tjut Djalil
Pemain : Yurike Prastika, Barbara Anne Constable, Anna Sylviana, Christopher Hart.

Film yang diluar negeri beredar dengan judul Lady Terminator ini, ceritanya menggabungkan legenda Nyi Roro Kidul dengan aksi modern. Film ini dibuka dengan adegan senggama Ratu Laut Selatan (Yurike Prastika). Korban pertama berhasil ditaklukkan saat senggama. Lalu muncul korban kedua. Ratu yang digambarkan budak nafsu meyeret seorang pemuda ke peraduan. Sang Ratu hendak membunuh si pemuda ketika mereka sedang senggama. Tapi kali ini si lelaki lebih lihai. Seekor belut hitam keluar dari "anu" Ratu yang berubah jadi keris di tangan lelaki sakti itu. Nyi Roro Kidul mengancam akan membalas pada keturunan seterunya. Di zaman modern kemudian kita ketemu seorang antrolog bule seksi, Tania (Barbara Constable). Ia ditarik ke dasar laut ketika melakukan penelitian. Tania kemudian dijadikan terminator Ratu Laut Kidul. Ia naik kembali ke darat dengan perangai buas dan membunuh dua lelaki yang sedang iseng di pantai, dengan bersenggama. Sang Terminator Ratu Laut Kidul mencari keturunan musuh majikannya. Ditembaki, diroket dari helikopter, bahkan ditabrak panser, ia tak juga mati. Baru setelah ditukan keris yang diperkenalkan di awal film, terminator cewek ini mampus. Film ini sempat menjadi kontroversial pada saat diedarkan, namum bukan karena plot yang meniru Terminator yang bikin film ini kontroversial. Tapi karena adegan-adegan seronoknya yang dianggap terlalu tabu hingga banyak menuai protes dari masyarakat. Film ini ditarik dari peredaran oleh Badan Sensor Film dan setelah direvisi diedarkan kembali dengan durasi tinggal 80 menit.

6. Pertempuran Segitiga (1990)
Produksi : PT. Rapi Film
Sutradara : Ackyl Anwari
Pemain : Cindy Rothrock, Zainal Abidin, Kiki Amir.

Dikisahkan, Nancy (Cindy Rothrock) datang ke Jakarta sambil bawa komputer. Komputer ini dikatakan bisa melacak uranium. Urusan rebutan komputer ini yang menjadi inti kisah filmnya. Untuk ini diatur segala macam adegan perkelahian dan kebut-kebutan dengan mobil, motor, speedboat, helikopter, dan lain sebagainya. Setelah semua selesai baru polisi datang menangkap. Tidak jelas bagaimana kebut-kebutan maupun perkelahian di jalan tak diketahui polisi. Tapi, inilah bahasa film yang sangat diakrabi dari jenis film ini. Polisi memang selalu datang saat semua urusan ribut-ribut beres.

7. Tiada Titik Balik (1991)
Produksi : PT. Rapi Film
Sutradara : Ackyl Anwari
Pemain : Cindy Rothrock, Hengky Tornado, Bella Esperance Lee, Richard Norton.

Cindy Rothrock kembali diimpor ke tanah air. Kali ini ia berperan sebagai Kathy, seorang jago beladiri. Kathy harus menyusup ke sarang kelompok penjahat untuk menuntaskan dendam atas kematian suaminya yang dibunuh kelompok pimpinan Ludwig (Richard Norton). Dihiasi dengan banyak perkelahian, Kathy berhasil menuntut balas.

8. Bercinta dengan Maut (1992)
Produksi : PT. Soraya Intercine Film, Studio Entertainment USA
Sutradara : Tjut Djalil
Pemain : Tonya Lynn, Kristin Ann, Shahreza R, John F Waroni

Film ini masih mengambil ramuan mencampur unsur mistis dunia Timur dengan hal modern dari Barat. Kisahnya tentang sebuah cermin yang dapat membuat pemiliknya tampak cantik menggiurkan. Cermin itu milik Linda (Kristin Ann), kakak Susan (Tonya Lynn). Susan berhasil memanfaatkan cermin itu dengan tuntunan sebuah buku. Ia lalu jadi incaran pria dimanapun berada. Pria-pria itu dikencaninya, sekaligus jadi tumbal untuk cermin yang selalu menuntut darah segar pria. Berbagai kematian mengundang kecurigaan pihak berwajib. Termasuk di antaranya, Yohanes (John F. Waroni), yang tahu akan keberadaan cermin itu.

9. Bidadari Berambut Emas (1992)
Produksi : PT. Rapi Film
Sutradara : Ackyl Anwari
Pemain : Cindy Rothrock, Billy Drago, George Rudy, Bella Esperance Lee

Untuk yang ketiga-kalinya Cindy Rothrock bermain film Indonesia. Judul 'Bidadari Berambut Emas' kemudian ditasbihkan menjadi sebutan bagi Cindy Rothrock. Persis seperti julukan Satria Bergitar bagi Rhoma Irama. Dikisahkan Susan Morgan (Cindy Rothrock), juara kick boking, yang dijuluki bidadari berambut emas dan suaminya Sonny Sumarsono (George Rudy), seorang pemain biola, secara tak terduga terlibat aksi mafia Amerika Selatan. Diego (Billy Drago), bos Mafia Argentina, menyimpan berlian curiannya dalam tas Sonny yang akan kembali ke Indonesia. Tindakan ini dilakukan untuk menyelamatkan diri sesudah aksinya di Amerika Serikat. Karena berlian itu Sonny dibunuh, dan Susan diteror. Bidadari berambut emas ini lalu bangkit untuk balas dendam.

10. Membela Harga Diri (1992)
Produksi ; PT Rapi Film
Sutradara : Guy Leslie Norris, Ackyl Anwari
Pemain : Cindy Rothrock, Frans Tumbuan, Richard D, John Norton, Glenn Robert.

Rapi Film memang mengontrak panjang si bidadari berambut emas ini untuk bermain di film-film laga produksi mereka. Kali ini, sang bidadari menjadi agen CIA. Dikisahkan, CIA menugaskan Kris Fairchild (Cindy Rothrock) untuk membongkar kejahatan Gerald Andrews di Indonesia. Gerald bekerjasama dengan tokoh kejahatan Asia, Buntao, dalam menyelundupkan intan berlian. Kris menyamar menjadi pegawai bank Andrews. Berkat bantuan teman lamanya, Preston Michaels, jago silat, kelompok penjahat itu bisa diringkus.

11. Pemburu Teroris (1994)
Produksi : PT. Rapi Film
Sutradara : Norman Benny, Robert Chapell
Pemain : Ayu Azhari, Frank Zagarino, Martin Nove, Frans Tumbuan
Film ini tayang biasa-biasa saja tahun 1994 dengan durasi cuma 88 menit. Tapi kehebohan baru terjadi 2 tahun kemudian, awal Agustus 1996. Media heboh melaporkan tentang film The Outraged Fugitive, yang beredar di pasar gelap dalam bentuk video. Produksi bersama PT. Rapi Film (Indonesia) dan Amera (Amerika) ini, hanya beredar di luar negeri. Di dalam negeri, film ini diberi judul Pemburu Teroris. Yang membuat penonton ngebet membeli video The Outraged Fugitive, adalah penampilan panas Ayu Azhari dengan Frank Zagarino, sebagai pemeran utama. Yaitu adegan bercinta yang hot penuh buih sabun di bathtub. Cerita film ini sendiri mengisahkan John Carter (Frank Zagarino), mantan anggota marinir Amerika. Carter pergi ke beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, tanpa sengaja ia bertemu dengan Wolf Larsen (Martin Kove), temannya di kesatuan mairinir Amerika. Carter menerima tawaran Larsen bekerja padanya. Tapi dia tidak tahu kalau Larsen penyelundup narkotik. Di sebuah diskotik, Larsen dan anak buahnya, termasuk John Carter dan Tanya (Ayu Azhari) yang pacar Larsen, bentrok dengan gangster pimpinan Tomo (Advent Bangun). Tanpa mereka sadari, polisi di bawah pimpinan kapten Karno (Frans Tumbuan) dan asistennya Anna (Anna Tarigan) mengintainya. Sehingga tanpa kesulitan Kapten Karno menangkap Larsen. Carter dan Tanya berhasil melarikan diri. Polisi terus memburu Carter karena menyangka ia salah satu tokoh penyelundup. Lewat satu penggerebekan, John Carter tertangkap. Di kantor polisi baru jelas kalau Larsen pimpinan sindikat narkotik. Kapten Karno menawarkan kerjasama pada Carter untuk menjebak Larsen. Taktik Karno dan Carter berhasil, tapi di saat genting Wolf Larsen justru menggunakan Tanya sebagai 'tameng hidup'.
Tak ada yang istimewa dalam film garapan sutradara Robert Anthony ini. Penampilan dua bintang bule, Frank Zagarino dan Martin Kove, tak membuat film ini mempunyai nilai lebih. Yang ada hanyalah adegan laga biasa. Unsur artistiknya pun sangat kurang, sehingga adegan perkelahian kurang menawan. Ayu Azhari yang digembar-gemborkan pers, justru lebih parah. Dia hanya jadi pemuas  Larsen dan John Carter.

sumber : http://www.tabloidbintang.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar